Sejarah

Al-Muayyad merupakan pondok pesantren Al-Qur’an , yang dirintis tahun 1930 oleh K.H. Abdul Mannan bersama K.H. Ahmad Shofawi dan Prof. K.H. Moh Adnan dan ditata sistem ke arah sistem (pendidikan) madrasah tahun 1937 oleh KH. Ahmad Umar Abdul Mannan. Pesantren ini berlokasi di Kota Surakarta yang merupakan sentra perdagangan batik dan produk tekstil lainnya, pendidikan, budaya Jawa, tempat kelahiran tokoh-tokoh dan organisasi-organisasi pergerakan nasional. Lebih tepatnya berlokasi di kampung Mangkuyudan yang beralamatkan di Jalan KH. Samanhudi nomor 64 Kelurahan Purwosari Kecamatan Laweyan Kota Surakarta. Secara geografis merupakan kawasan perlintasan antar kota penting di Jawa. Sejarah modernnya dimulai sejak perpindahan Keraton Kartasura ke Desa Sala yang kemudian menjadi Surakarta pada tahun 1745. Sebagai pesantren Al-Qur’an tertua di Surakarta, Al Muayyad terpanggil untuk menguatkan dan mengembangkan diri, berangkat dari kearifan masa silam untuk menjangkau kejayaan masa depan dengan konsep tarbiyah yang utuh. Mempertimbangkan pengalaman Surakarta yang direkam Al-Muayyad sejak masa rintisannya, maka Al Muayyad memandang bahwa pendidikan bagi generasi muda muslim haruslah memenuhi 4 (empat) kriteria kecakapan. Adapun kecakapan yang dimaksud tersebut di atas adalah sebagai berikut:

1. Kecakapan Al-Qur’an sebagai dasar utama ajaran agama Islam.

2. Kecakapan keilmuan baik ilmu-ilmu yang langsung untuk mendalami ajaran agama dari kitab-kitab kuning beserta ilmu penunjangnya maupun untuk mencerdaskan kehidupan (sains).

3. Kecakapan humaniora yang memampukan santri untuk hidup secara arif melalui bahasa, sastra, tarikh, dan kebudayaan.

4. Kecakapan transformatif yang menguatkan bakat para santri untuk kreatif menggunakan ilmu ke dalam praktik kehidupan sehari-hari yang bermartabat.